top of page

ABOUTUS

IMG_3960.JPG

Ditengah hiruk pikuknya masyarakat Indonesia yang semakin berkembang, dan dinamis, aktivitas olahraga menjadi semakin eksklusif dikarenakan terbatas nya outdoor space dan waktu yang tersedia. Perkembangan olahraga indoor kini menjadi banyak diminati oleh masyarakat kita. Berbagai macam jenis olahraga indoor pun hadir di tengah masyarakat Indonesia yang dinamis. Seni bela diri sebagai salah satu olahraga popular menghadirkan banyak manfaat untuk kita semua. Olahraga beladiri adalah olahraga terbaik bagi tubuh karena olahraga beladiri melatih semua bagian tubuh kita (otot, tulang, sendi, ketangkasan serta logika berpikir) sehingga bermanfaat untuk jangka panjang. Ketika olahraga beladiri sudah menjadi life style kita maka kebugaran sudah menjadi teman anda. Just Dojo sebagai Komunitas Pecinta seni bela diri hadir di tengah masyarakat untuk menjawab tantangan kebutuhan olahraga indoor di tanah air.

Just Dojo dikembangkan oleh Mago Nalawira Kelana pada Januari 2015, beliau pertama kali mempelajari ilmu bela diri di bawah bimbingan Sensei Jejen Jaenudin (Aikidoka) dan Sensei Subhan Prasandra (Judoka). Kecintaan nya kepada kedua disiplin ilmu tersebut memberikan inspirasi bahwa penting nya komunikasi fisik untuk mencapai keharmonisan antar insani.

Marak nya freestyle beladiri (Mix Martial Art) telah membuka pandangan baru tentang dogma seni beladiri tradisional. Dimana kita bisa melihat menjadi 3 kategori kasar nya yaitu : beladiri Aplikasi , beladiri Sport & beladiri Seni. Tiap kategori tersebut disesuaikan dengan keinginan insani masing-masing. Just Dojo sebagai wadah komunitas pecinta beladiri, mencoba mengakomodir 3 kategori tersebut ke dalam kurikulumnya dengan asas kekeluargaan dan berbagi.

Just Dojo dalam jargon nya mempromosikan “Aikido for health & Judo for Fit” yang di mana basis utama kurikulum adalah dasar-dasar gerakan jarak dekat, tidak ada tendangan tidak ada pukulan serta selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan dalam latihan.

Layaknya pepatah mengatakan “Pertarungan yang paling berat adalah pertarungan yang tidak terlihat, yaitu pertarungan yang ada di dalam diri kita sendiri” . Just Dojo percaya bahwa olahraga tidak dapat membangun karakter namun olahraga dapat menunjukan karakter seseorang. Oleh karena itu Just Dojo sebagai wadah bertemu nya antar insani dapat dijadikan ajang bertukar pikiran sebagai cerminan diri kita sendiri di mata masyarakat.

History about Aikido

Aikido adalah seni beladiri yang mempunyai akar pertumbuhan dan budaya dari Jepang. Aikido merupakan manifestasi dari modernisasi pemikiran Jepang dengan selimut budaya Jepang tradisional. Hal ini membuat seni beladiri yang dikembangkan oleh Morihei Ueshiba sekitar tahun 1800-an( 植芝 盛平 Ueshiba Morihei) menjadi sangat diminati berbagai kalangan pada abad modern ini sebagai sebuah gaya hidup. Akar ilmu bela diri aikido terutama berasal dari sebuah tradisi bela diri kuno yang turun temurun hanya dimiliki oleh sebuah keluarga istana, yaitu "Daito Ryu Aiki-Jujutsu (atau ju-jutsu)".

Morihei Ueshiba yang biasa disebut sebagai O-Sensei mempelajari ilmu "Aiki" ini dari guru pewaris ilmu ini yaitu "Sokaku Takeda". "Takeda" adalah sebuah nama keluarga yang tidak lain adalah nama lain dari keluarga "Minamoto". Dengan bakat yang begitu besar, Morihei Ueshiba telah menyebarkan muridnya ke seluruh dunia untuk memperkenalkan keindahan ilmu seni beladiri aikido ini..

Ueshiba menginginkan Aikido tidak hanya sebagai sebuah seni beladiri, tetapi juga ekspresi falsafah pribadinya yang bersifat damai dan universal. Seumur hidupnya, Ueshiba dan murid-muridnya telah menyebarkan Aikido dengan cara mendidik dan menciptakan praktisi beladiri ini di seluruh dunia. Ueshiba meninggal pada tanggal 26 April 1969 karena penyakit kanker, namun Aikido tetap berkembang pesat setelah kematiannya.

Aikido menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi ki (気, prana) individu dengan ki alam semesta. Kata "aikido" berasal dari tiga huruf kanji:

    合 - ai - bergabung, menyatukan, menyelaraskan
    気 - ki - jiwa, energi kehidupan
    道 - dō - jalan, cara

Seni beladiri ini juga menekankan pada prinsip kelembutan dan bagaimana untuk mengasihi serta membimbing lawan. Prinsip ini diterapkan pada gerakan-gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan kekuatan dengan kekuatan tetapi "mengarahkan" serangan lawan untuk kemudian menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan.

Saat ini, aikido telah berkembang sekurangnya ke 93 negara di Asia, Eropa, Amerika, Australia dan sebagian Afrika

Kegiatan Aikido mulai masuk di Indonesia secara resmi pada tahun 1983. Saat itu, satu-satunya wadah organisasi Aikido adalah berdiri di bawah panji Yayasan Indonesia Aikikai (YAI) yang dibentuk oleh sekelompok mahasiswa Indonesia yang pulang ke Indonesia kembali setelah beberapa tahun belajar di Jepang. Mereka adalah :

  • Ir. Joseph Putiray

  • Ir. Mansyur Idham

  • Ir. Tamsu Ibrahim, M.Sc

  • Dr. Dono Iskandar

  • Ir. Gunawan Danuhardja, Mb.M

  • Robert Feliks

  • Prawira Widjaya

  • Drs. Achmad Mahbuh

  • Drs. Imam Kurnain

  • Gatot

History about Judo

Judo 柔道  adalah seni bela diri, olahraga, dan filosofi yang berakar dari Jepang. Judo dikembangkan dari seni bela diri kuno Jepang yang disebut Jujutsu. Jujutsu yang merupakan seni bertahan dan menyerang menggunakan tangan kosong maupun senjata pendek, dikembangkan menjadi Judo oleh Kano Jigoro (嘉納治五郎) pada 1882. Olahraga ini menjadi model dari seni bela diri Jepang, gendai budo, dikembangkan dari sekolah (koryu) tua. Pemain judo disebut judoka atau pejudo.

Pegulat sumo zaman dahulu kala menjatuhkan lawannya tanpa senjata. Hal ini menginspirasikan teknik-teknik bela diri jujutsu. Sumo pada awalnya hanya dinikmati kaum aristokrat sebagai ritual atau upacara keagamaan pada zaman Heian (abad ke-8 hingga abad ke-12).

Pada perkembangannya, Jepang memasuki masa-masa perang di mana kaum aristokrat digeser kedudukannya oleh kaum militer. Demikian pula olahraga yang sebelumnya hanya dijadikan hiburan, oleh kaum militer dijadikan untuk latihan para tentara. Pada masa inilah teknik jujutsu dikembangkan di medan pertempuran. Para prajurit bertempur tanpa senjata atau dengan senjata pendek. Teknik menjatuhkan lawan atau melumpuhkan lawan inilah yang dikenal dengan nama jujutsu.

Pada zaman Edo (abad ke-17 hingga abad ke-19) di mana keadaan Jepang relatif aman, jujutsu dikembangkan menjadi seni bela diri untuk melatih tubuh bagi masyarakat kelas ksatria. Gaya-gaya jujutsu yang berbeda-beda mulai muncul, antara lain Takenouchi, Susumihozan, Araki, Sekiguchi, Kito, dan Tenjinshin'yo.

Jigoro Kano menambahkan gayanya sendiri pada banyak cabang jujutsu yang ia pelajari pada masa itu (termasuk Tenjinshiyo dan Kito). Pada tahun 1882 ia mendirikan sebuah dojo di Tokyo yang ia sebut Kodokan Judo. Dojo pertama ini didirikan di kuil Eisho ji, dengan jumlah murid sembilan orang.

Tujuan utama jujutsu adalah penguasaan teknik menyerang dan bertahan. Kano mengadaptasi tujuan ini, tapi lebih mengutamakan sistem pengajaran dan pembelajaran. Ia mengembangkan tiga target spesifik untuk judo: latihan fisik, pengembangan mental / roh, dan kompetisi di pertandingan-pertandingan.

Teknik bantingan judo (nage waza) dapat dibagi menjadi teknik berdiri (tachi waza) dan teknik menjatuhkan diri (sutemi waza). Teknik berdiri dibagi lagi menjadi teknik tangan (te waza), teknik pangkal paha (koshi waza), dan teknik kaki (ashi waza). Teknik menjatuhkan diri dibagi lagi menjadi teknik menjatuhkan diri ke belakang (ma sutemi waza) dan teknik menjatuhkan diri ke samping (yoko sutemi waza)

Teknik kuncian judo (katame waza) dapat dibagi menjadi teknik menahan (osae waza atau osaekomi waza), teknik jepit (shime waza), dan teknik sambungan (kansetsu waza)

Teknik menyerang (atemi waza) dengan tendangan atau pukulan bahkan dengan senjata pisau atau pedang kadang digunakan untuk latihan bagi judoka tingkatan tinggi, walaupun dalam pertandingan resmi hal tersebut dilarang (demikian pula pada saat latihan bebas (randori)

Judo mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1942 ketika tentara Jepang mulai menduduki Indonesia. Pada hari-hari tertentu tentara Jepang berlatih Judo di lingkungan asramanya, lama kelamaan tentara Jepang bergaul dan bersahabat dengan orang-orang lingkungan asrama tentara Jepang, maka orang Indonesia yang menjadi sahabat dekat tentara Jepang ikut berlatih Judo dan dipilih betul-betul sangat selektif dengan tujuan jangan sampai membahayakan keberadaan tentara Jepang di Indonesia pada waktu itu.

Judo sekarang merupakan sebuah cabang bela diri yang populer, bahkan telah menjadi cabang olahraga resmi Olimpiade.

  • Instagram
  • Facebook

Just Dojo - Jakarta Barat

bottom of page